Implementasi Tekla BIM Pada Proyek Bangunan dan Piperack Precast Jambaran Tiung Biru
Hampir seluruh sektor menderita akibat dampak dari wabah pandemi Covid-19 yang mulai menyebar ke berbagai belahan dunia pada awal tahun ini dan masuk ke Indonesia sejak awal Maret. Tidak terkecuali sektor migas. Berbagai proyeksi pun harus dikalkulasi ulang. Begitu pula dengan target penyelesaian proyek-proyek migas. Dampaknya bahkan terasa hingga ke proyek yang dipatok rampung tahun depan.Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) menjadi salah satu proyek yang paling dipantau serius. Pasalnya, ini bukan sembarang proyek gas. Proyek JTB terus digenjot penyelesaiannya untuk mencapai target mulai mengalirkan gas pada Juli 2021. Proyek tersebut dikembangkan mulai dari pengeboran sumur produksi dan fasilitas pengolahan gas yang disebut dengan Gas Processing Facility (GPF). Proyek JTB yang dioperatori PT Pertamina EP Cepu akan memproduksi gas siap jual sebesar 172 juta kaki kubik per hari. Gas tersebut akan dikirim melewati saluran pipa gas sepanjang 11,5 km kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui saluran pipa gas PT Pertamina Gas. Menariknya proyek JTB menerapkan manajemen konstruksi yang menggunakan metode BIM pada tahapan perencanaanya hingga ereksi di lapangan. Tidak hanya Owner, namun semua stakeholder sepakat untuk menggunakan metode tersebut untuk efisiensi dan memenuhi deadline.